Kamis, 19 April 2018

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH


Penulis : Nabiel Faiz Hawary 
Prodi    :PGSD UNU NTB/Semester VI
NIM     : 150 206 0016
MaKul : Administrasi & Supervisi Pendidikan
Dosen   : Hadi Wijaya M.Pd


A. PENGANTAR ADMINISTRASI
            Administrasi memegang peran penting pada organisasi manapun, baik formal maupun non formal. Hal ini karena sesungguhnya di kantor hanya ada dua urusan. Pertama, urusan administrasi perkantoran. Kedua, urusan lain. Hanya urusan administrasi yang menjadi sumber daya fasilitatif dan dokumentatif bagi urusan lain. Pernyataan ini tentu layak diperdebatkan meskipun harus diakui bahwa tidak ada institusi atau pranata apa pun dan di mana pun akan mampu tampil prima, kecuali memiliki sistem administrasi yang baik.
            Satuan pendidikan atau sekolah dan yayasan kependidikan mana pun akan menjadi acak-acakan, bahkan bisa lumpuh ketika sistem administrasinya kacau. Sering kita jumpai para staff tata usaha memerlukan berjam-jam dalam mencari suatu arsip karena memiliki sistem yang tidak benar. Bahkan orang tua siswa membutuhkan berhari-hari dalam mengurus surat kepindahan anaknya ke sekolah lain karena tidak ada standar operasi dan prosedur kerja dilihat dari perspektif waktu.
            Hal ini jauh berbeda dengan kantor yang serba tertib. Dokumen ini di sini, dokumen itu di di situ. Data tersimpan dengan baik di almari dan seterusnya. Bahkan bisa ditemukan dalam hitungan menit atau bahkan detik. Hal ini merupakan contoh sistem administrasi atau bisa disebut penatalaksaan yang baik.

B. ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH
            Istilah administrasi merupakan padanan kata adminstration, dalam bahasa Inggris yang memiliki kata dasar to administrate, yang berarti mengadministrasikan. Sangat banyak penulis atau ahli yang merumuskan definisinya, bahkan beberapa definisi diakui sebagai milik aslinya.
            Meskipun para ahli membuat rumusan masing-masing, namun pada esensinya memiliki maksut yang sama. Herbert A. Simon dalam bukunya Administrative Behavior (2004) menjelaskan bahwa administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Westra dkk. (2007) dalam Ensiklopedi Administrasi menjelaskan bahwa administrasi sebagai segenap rangkaian penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi Administrasi saya simpulkan sebagai sekelompok orang atau bagian yang mengolah berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai secara efektif dan juga efisien.
            Kemudian, apa itu penjelasan dari administrasi pendidikan? Dalam bukunya, Djam’am Satori (2006), administrasi pendidikan ialah keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Berbeda pula yang disampaikan oleh Castetter (1992), administrasi pendidikan adalah suatu proses sosial yang di laksanakan pada wahana tertentu dalam kaitannya dengan latar sistem sosial. Engkoswara (2005) berpendapat bahwa administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan administrasi dalam mengelola, mengatur, dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan. Dan terakhir menurut saya, administrasi pendidikan dapat disimpulkan yaitu proses yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam mengembangkan tugas kependidikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa yang berjiwa nasionalis secara efektif dan juga efisien.

C, PENDEKATAN ADMINISTRASI SEKOLAH
            Ada dua pendekatan dalam administrasi sekolah, namun hanya 1 hal yang akan kita bahas

01. Pendekatan Fungsional
            Administrator atau kepala sekolah bukanlah penguasa tunggal di sekolahnya, bukan pula pelayan tunggal. Sebutan administrator sekolah ini merujuk pada kedudukan kepala sekolah dalam rangka menjalankan tugas-tugas administratif. Dengan demikian, istilah administrator atau kepala sekolah merujuk pada fungsi yang harus dijalankan dalam kaitannya dengan tugas-tugas administratif sekolah. Kepala sekolah bukanlah pejabat yang otoriter. Mereka adalah pelayan yang baik dan pemberdaya yang cerdas. Untuk mengoptimasi tugas pokok dan fungsinya, administrator (kepala sekolah) harus mengangkat wakil-wakil yang mampu menjalankan kewajibannya sesuai dengan pembagian kerja mereka.
            Dengan demikian, sifat pekerjaan administrator atau kepala sekolah adalah mengelola pekerjaan dengan dan melalui orang lain sejalan dengan fungsi organik administrasi. Administrator itu memandanng suatu organisasi merupakan satuan unit kerja yang terdiri atas beberapa bagian yang dikoordinasikan dan didorong ke arah sinergi kerja dalama menyelesaikan aneka pekerjaan.
            Para ahli memiliki kesaamaan dalam mendefinisikan 6 fungsi utama administrasi yaitu:
1.      PERENCANAAN (PLANNING)
Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan. Karena merupakan aktivitas memilih dan menetapkan tujuan sekolah, yang pencapaiannya dilakukan dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan. Perencanaan bermakna strategis, terutama untuk memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.

2.      PENGORGANISASIAN/PENATAAN (ORGANIZING)
Pada dasarnya, inti dari pengorganisasian dimaksudkan menghindari ketidak beraturannya potensi sumber daya yang ada, baik SDA maupun SDM. Dengan demikian, mengorganisasikan merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hadari Nawawi (1992) berpendapat bahwa pengorganisasian yang baik adalah: (a) adanya kejelasan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan, (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja, (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol, (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah, dan terakhir (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3.      PELAKSANAAN (ACTUATING)
Melaksanakan program merupakan usaha menggerakkan staf sekolah sedemikan rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan sekolah, termasuk sasaran-sasarannya.

4.      PENGENDALIAN/PENGAWASAN (CONTROLLING)
Mengendalikan atau mengawasi merupakan fungsi administrasi yang tidak kalah penting dibandingkan dengan merencanakan dan mengorganisasikan. Melalui fungsi pengendalian, administrator sebagai pemimpin dan manajer dapat menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar dan tidak membiarkan diviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengendalian dan supervisi dilakukan untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memasikan bahwa tujuan organisasi di semua tingkat dan rencana yang didesain dapat dilaksanakan secara baik dan teratur.

5.      MENGOMUNIKASIKAN (COMMUNICATING)
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh administrator sebagai pemimpin pendidikan dan manajer sekolah. Berbekal kemampuan melakukan komunikasi yang efektif dengan guru, orang tua, siswa, dan masyarakat, kepala sekolah akan mudah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Komunikasi adalah proses panyampaian pesam, pikiran, dan gagasan oleh supervisor pembelajaran, melalui media dan teknik yang menimbulkan efek tertentu sehingga dapat mengubah sikap dan kepercayaan guru.

6.      PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Pengawasan dan pengedalian dimaksutkan untuk mencegah deviasi. Pengawasan yang baik bersifat preventif. Pengendalian yang baik harus mampu mendorong aneka deviasi kembali pada tugas yang benar. Kegiatan pengawasan dan pengendalian ini harus dilakukakan secara kontinu, objektif, transparan, dan akuntabel.

7.      PELAPORAN (REPORTING)
Substansi terakhir yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebeanrnya. Dengan pelaporan ini akan diketahu hasil-hasil yang dicapai. Kendala yang muncul, dan penyimpangna yang terjadi. Laporan dibuat secara berkala, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan juga harus menjadi acuan dasar dalam kerangka menyusun program lanjutan. Karena itu, laporan harus memunculkam feedback yang relevan dan segera bagi perbaikan organisaasi.