PENGANTAR ADMINISTRASI
Administrasi memegang peran penting
pada organisasi manapun, baik formal maupun non formal. Hal ini karena
sesungguhnya di kantor hanya ada dua urusan. Pertama, urusan administrasi perkantoran. Kedua, urusan lain. Hanya urusan administrasi yang menjadi sumber
daya fasilitatif dan dokumentatif bagi urusan lain. Pernyataan ini tentu layak
diperdebatkan meskipun harus diakui bahwa tidak ada institusi atau pranata apa
pun dan di mana pun akan mampu tampil prima, kecuali memiliki sistem
administrasi yang baik.
Satuan pendidikan atau sekolah dan
yayasan kependidikan mana pun akan menjadi acak-acakan, bahkan bisa lumpuh
ketika sistem administrasinya kacau. Sering kita jumpai para staff tata usaha
memerlukan berjam-jam dalam mencari suatu arsip karena memiliki sistem yang
tidak benar. Bahkan orang tua siswa membutuhkan berhari-hari dalam mengurus
surat kepindahan anaknya ke sekolah lain karena tidak ada standar operasi dan
prosedur kerja dilihat dari perspektif waktu.
Hal ini jauh berbeda dengan kantor
yang serba tertib. Dokumen ini di sini, dokumen itu di di situ. Data tersimpan
dengan baik di almari dan seterusnya. Bahkan bisa ditemukan dalam hitungan
menit atau bahkan detik. Hal ini merupakan contoh sistem administrasi atau bisa
disebut penatalaksaan yang baik.
ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH
Istilah
administrasi merupakan padanan kata adminstration,
dalam bahasa Inggris yang memiliki kata dasar to administrate, yang berarti mengadministrasikan. Sangat banyak
penulis atau ahli yang merumuskan definisinya, bahkan beberapa definisi diakui
sebagai milik aslinya.
Meskipun para ahli membuat rumusan
masing-masing, namun pada esensinya memiliki maksut yang sama. Herbert A. Simon
dalam bukunya Administrative Behavior (2004)
menjelaskan bahwa administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Westra dkk. (2007) dalam Ensiklopedi Administrasi menjelaskan
bahwa administrasi sebagai segenap rangkaian penataan terhadap pekerjaan pokok
yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi Administrasi saya simpulkan sebagai sekelompok orang atau bagian yang mengolah berbagai sumber daya untuk
mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai secara efektif dan juga efisien.
Kemudian, apa itu penjelasan dari
administrasi pendidikan? Dalam bukunya, Djam’am Satori (2006), administrasi
pendidikan ialah keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber
personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Berbeda pula yang disampaikan
oleh Castetter (1992), administrasi pendidikan adalah suatu proses sosial yang
di laksanakan pada wahana tertentu dalam kaitannya dengan latar sistem sosial.
Engkoswara (2005) berpendapat bahwa administrasi pendidikan pada prinsipnya
merupakan suatu bentuk penerapan administrasi dalam mengelola, mengatur, dan
mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan. Dan terakhir
menurut saya, administrasi pendidikan dapat disimpulkan yaitu proses yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih dalam mengembangkan tugas kependidikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa
yang berjiwa nasionalis secara efektif dan juga efisien.
PENDEKATAN ADMINISTRASI SEKOLAH
Ada
dua pendekatan dalam administrasi sekolah, namun hanya 1 hal yang akan kita
bahas
PENDEKATAN FUNGSIONAL
Administrator
atau kepala sekolah bukanlah penguasa tunggal di sekolahnya, bukan pula pelayan
tunggal. Sebutan administrator sekolah ini merujuk pada kedudukan kepala
sekolah dalam rangka menjalankan tugas-tugas administratif. Dengan demikian,
istilah administrator atau kepala sekolah merujuk pada fungsi yang harus
dijalankan dalam kaitannya dengan tugas-tugas administratif sekolah. Kepala
sekolah bukanlah pejabat yang otoriter. Mereka adalah pelayan yang baik dan
pemberdaya yang cerdas. Untuk mengoptimasi tugas pokok dan fungsinya,
administrator (kepala sekolah) harus mengangkat wakil-wakil yang mampu
menjalankan kewajibannya sesuai dengan pembagian kerja mereka.
Dengan demikian, sifat pekerjaan
administrator atau kepala sekolah adalah mengelola pekerjaan dengan dan melalui
orang lain sejalan dengan fungsi organik administrasi. Administrator itu
memandanng suatu organisasi merupakan satuan unit kerja yang terdiri atas
beberapa bagian yang dikoordinasikan dan didorong ke arah sinergi kerja dalama
menyelesaikan aneka pekerjaan.
Para ahli memiliki kesaamaan dalam
mendefinisikan 7 fungsi utama administrasi yaitu:
1. 1. PERENCANAAN
(PLANNING)
Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan.
Karena merupakan aktivitas memilih dan menetapkan tujuan sekolah, yang
pencapaiannya dilakukan dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan.
Perencanaan bermakna strategis, terutama untuk memberikan kejelasan arah bagi
setiap kegiatan sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan
seefisien dan seefektif mungkin.
2. 2. PENGORGANISASIAN/PENATAAN
(ORGANIZING)
Pada dasarnya, inti dari pengorganisasian
dimaksudkan menghindari ketidak beraturannya potensi sumber daya yang ada, baik
SDA maupun SDM. Dengan demikian, mengorganisasikan merupakan upaya untuk
melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi
pelaksananya. Hadari Nawawi (1992) berpendapat bahwa pengorganisasian yang baik
adalah: (a) adanya kejelasan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan, (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja,
(c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, (d)
organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol, (e) organisasi harus
mengandung kesatuan perintah, dan terakhir (f) organisasi harus fleksibel dan
seimbang.
3. 3. PELAKSANAAN
(ACTUATING)
Melaksanakan program merupakan usaha menggerakkan
staf sekolah sedemikan rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai tujuan sekolah, termasuk sasaran-sasarannya.
4. 4. PENGENDALIAN/PENGAWASAN
(CONTROLLING)
Mengendalikan atau mengawasi merupakan fungsi
administrasi yang tidak kalah penting dibandingkan dengan merencanakan dan mengorganisasikan.
Melalui fungsi pengendalian, administrator sebagai pemimpin dan manajer dapat
menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar dan tidak
membiarkan diviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Pengendalian dan supervisi dilakukan untuk mengukur
dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memasikan bahwa tujuan organisasi di
semua tingkat dan rencana yang didesain dapat dilaksanakan secara baik dan
teratur.
5. 5. MENGOMUNIKASIKAN
(COMMUNICATING)
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh administrator sebagai pemimpin
pendidikan dan manajer sekolah. Berbekal kemampuan melakukan komunikasi yang
efektif dengan guru, orang tua, siswa, dan masyarakat, kepala sekolah akan
mudah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Komunikasi adalah proses
panyampaian pesam, pikiran, dan gagasan oleh supervisor pembelajaran, melalui
media dan teknik yang menimbulkan efek tertentu sehingga dapat mengubah sikap
dan kepercayaan guru.
6. 6. PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Pengawasan dan pengedalian dimaksutkan untuk
mencegah deviasi. Pengawasan yang baik bersifat preventif. Pengendalian yang
baik harus mampu mendorong aneka deviasi kembali pada tugas yang benar.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian ini harus dilakukakan secara kontinu,
objektif, transparan, dan akuntabel.
7. 7. PELAPORAN
(REPORTING)
Substansi
terakhir yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebeanrnya. Dengan
pelaporan ini akan diketahu hasil-hasil yang dicapai. Kendala yang muncul, dan
penyimpangna yang terjadi. Laporan dibuat secara berkala, misalnya bulanan atau
tahunan. Laporan juga harus menjadi acuan dasar dalam kerangka menyusun program
lanjutan. Karena itu, laporan harus memunculkam feedback yang relevan dan
segera bagi perbaikan organisaasi.
Hubungan Manajemen dengan Supervisi
Proses suatu manajemen berkaitan erat dengan supervisi dan tidak dapat dipisahkan atau berdiri sendiri. Hal ini karena dalam suatu proses manajerial, pasti membutuhkan pengawasan dan kontrol dari Supervisor (para ahli supervisi) agar tujuan dari suatu kegiatan berlangsung sebagaimana mestinya dan tidak melenceng jauh dari tujuan semula yang telah ditetapkan/dibuat sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar